Balada Pengusaha Tua yang Menanti Sang Pangeran
Terinspirasi dengan karikaturnya Pak Roni : dengan tokoh Ronay yang bertuliskan "Business is: A commercial and profitable enterprise that works without YOU (Brad Sugars)" di blognya www.roniyuzirman.com.
Ada kisah nyata yang berhubungan dengan tulisan tersebut.
Saya mempunyai client yang cukup loyal kepada saya.
Awalnya saya diperkenalkan oleh sang anak dari pemilik perusahaan tersebut.
Anaknya ini cukup dekat dengan saya saat dia masih di Jakarta, kami sama2 bekerja di bidang IT dan saat ini sedang bekerja di perusahaan asing di Amerika, bidang IT.
Perusahaan ini masih dipimpin langsung oleh pemiliknya, sang ayah dari teman saya tersebut. Ayahnya menjabat sebagai Direktur Utama yang masih terjun di operational perusahaan tersebut.
Sebut saja sang ayah bernama Haji Yusuf dan sang anak bernama Noval, 34 tahun.
Ayahnya sudah sangat tua dan sudah mulai didatangi beberapa nikmat sakit dari Tuhan, mulai batuk2 hingga pernah dirawat di RS. Dari gerak jalannya, ayahnya sudah mulai membungkuk dan suaranya pun sudah mulai terbata-bata tidak begitu jelas.
Beliau dikarunia 2 orang anak, Noval (anak kedua) dan Haikal (anak pertama).
Tiap kali ketemuan dengan saya, ayahnya seringkali curhat dengan saya. Ia mengharapkan sekali Noval, kawan saya tersebut, kembali ke Tanah Air dan memegang perusahaan tersebut.
Sebenarnya perusahaan ini cukup besar dan sudah memiliki customer2 besar yang rutin memberikan project dengan karyawan hingga ratusan orang.
Dan Noval sudah dimasukkan di Akta Perusahaan sebagai Dirut. Entah kenapa ayahnya tidak memberikan kesempatan pada anak pertamanya. Konon anak pertamanya yang tinggal di Jakarta pernah mengecewakannya sehingga ia tidak pernah lagi memberikan kesempatan tersebut. Dan mau gak mau akhirnya sang ayah tetap mengendalikan perusahaan tersebut dari hal yang kecil hingga yang besar. Misal saja dari hal kecil adalah menentukan posisi meja untuk karyawannya harus disetujui dahulu sang ayah tersebut. Ayahnya tidak mudah mempercayakan semuanya kepada orang lain.
Ayahnya sangat ingin Noval mengambil alih perusahaannya tsb.
Sampai2 ayahnya mencarikan pekerjaan/project IT di Jakarta untuk dia, agar dia bisa sambil menyambi di perusahaan ayahnya. Tapi tetap ia tidak / belum tertarik untuk ke Jakarta menangani perusahaan ayahnya yang bukan perusahaan IT tsb.
Terakhir ayahnya pernah berkata pada saya mungkin kantor dan pabriknya dipindahkan dulu ke yang lebih besar sehingga terlihat lebih elit.
Nah saat ini kantor dan pabriknya sudah pindah ke tempat yang lebih besar dan lebih lengkap. Anaknya akan berlibur ke Jakarta pada bulan ini. Apakah ia akan tertarik untuk pindah ke Indonesia dan memegang alih perusahaan tersebut?
Noval pernah bercerita pada saya pada tahun lalu saat ia liburan ke Indonesia. Bahwa ia belum tertarik untuk memegang perusahaan tersebut hanya karena bukan atau tidak ada hubungannya dengan dunia IT yang ia gemari dan karena banyak "dapur" yang tergantung pada perusahaan tersebut. Sehingga ia khawatir dengan kehidupan istri dan anak2nya nanti karena mungkin saat ini ia sudah merasa di "zona nyaman sekali".
Lalu sampai kapan ayahnya menunggu? Haruskah ayahnya bekerja seumur hidupnya untuk mengelola perusahaan tersebut? Haruskah ayahnya tidak menikmati hasil dari kerja kerasnya selama ini di akhir hidupnya? Haruskah ayahnya mengurusi hal-hal kecil terus diperusahaan tersebut? Haruskah ayahnya membuat perusahaannya bergerak di bisnis IT dulu? Haruskah ayahnya mencari orang lain yang dapat benar2 dipercaya dulu?
Saya melihat keseriusan dan kesabaran ayahnya untuk menanti sang pangeran.
Tiap kali ketemu dengan saya pasti saja ia bercerita tentang penantiannya terhadap sang anak tersebut.
Apakah ini dikarenakan, sejak kecil ayahnya tidak melibatkan sang anak diperusahaan tersebut?
Apakah ini dikarenakan sang ayah terlalu mendorong anaknya sejak kecil untuk rajin belajar agar kelak mendapatkan pekerjaan yang bagus dan bonafit?
Apakah ini dikarenakan sang ayah tidak memberikan jiwa kewirausahaan sejak kecil?
Apakah ini dikarenakan sang ayah tidak memberikan tantangan hidup yang penuh resiko sejak kecil?
Ya Allah, mudah2an Engkau memberikan hidayah kepada temanku hingga terjawab permintaan ayahnya.
Dan berikan waktu yang cukup untuk sang ayah menikmati "quality of life" di akhir hidupnya.
Dan berikan kami yang masih muda2 ini dapat mengelola bisnis kami dengan benar dan dapat memberikan tongkat estafet ke anak2 kami kelak hingga kami dapat menghayati dibalik makna : "Business is: A commercial and profitable enterprise that works without YOU (Brad Sugars)".
Wassalam,
www.iimrusyamsi.com
Terinspirasi dengan karikaturnya Pak Roni : dengan tokoh Ronay yang bertuliskan "Business is: A commercial and profitable enterprise that works without YOU (Brad Sugars)" di blognya www.roniyuzirman.com.
Ada kisah nyata yang berhubungan dengan tulisan tersebut.
Saya mempunyai client yang cukup loyal kepada saya.
Awalnya saya diperkenalkan oleh sang anak dari pemilik perusahaan tersebut.
Anaknya ini cukup dekat dengan saya saat dia masih di Jakarta, kami sama2 bekerja di bidang IT dan saat ini sedang bekerja di perusahaan asing di Amerika, bidang IT.
Perusahaan ini masih dipimpin langsung oleh pemiliknya, sang ayah dari teman saya tersebut. Ayahnya menjabat sebagai Direktur Utama yang masih terjun di operational perusahaan tersebut.
Sebut saja sang ayah bernama Haji Yusuf dan sang anak bernama Noval, 34 tahun.
Ayahnya sudah sangat tua dan sudah mulai didatangi beberapa nikmat sakit dari Tuhan, mulai batuk2 hingga pernah dirawat di RS. Dari gerak jalannya, ayahnya sudah mulai membungkuk dan suaranya pun sudah mulai terbata-bata tidak begitu jelas.
Beliau dikarunia 2 orang anak, Noval (anak kedua) dan Haikal (anak pertama).
Tiap kali ketemuan dengan saya, ayahnya seringkali curhat dengan saya. Ia mengharapkan sekali Noval, kawan saya tersebut, kembali ke Tanah Air dan memegang perusahaan tersebut.
Sebenarnya perusahaan ini cukup besar dan sudah memiliki customer2 besar yang rutin memberikan project dengan karyawan hingga ratusan orang.
Dan Noval sudah dimasukkan di Akta Perusahaan sebagai Dirut. Entah kenapa ayahnya tidak memberikan kesempatan pada anak pertamanya. Konon anak pertamanya yang tinggal di Jakarta pernah mengecewakannya sehingga ia tidak pernah lagi memberikan kesempatan tersebut. Dan mau gak mau akhirnya sang ayah tetap mengendalikan perusahaan tersebut dari hal yang kecil hingga yang besar. Misal saja dari hal kecil adalah menentukan posisi meja untuk karyawannya harus disetujui dahulu sang ayah tersebut. Ayahnya tidak mudah mempercayakan semuanya kepada orang lain.
Ayahnya sangat ingin Noval mengambil alih perusahaannya tsb.
Sampai2 ayahnya mencarikan pekerjaan/project IT di Jakarta untuk dia, agar dia bisa sambil menyambi di perusahaan ayahnya. Tapi tetap ia tidak / belum tertarik untuk ke Jakarta menangani perusahaan ayahnya yang bukan perusahaan IT tsb.
Terakhir ayahnya pernah berkata pada saya mungkin kantor dan pabriknya dipindahkan dulu ke yang lebih besar sehingga terlihat lebih elit.
Nah saat ini kantor dan pabriknya sudah pindah ke tempat yang lebih besar dan lebih lengkap. Anaknya akan berlibur ke Jakarta pada bulan ini. Apakah ia akan tertarik untuk pindah ke Indonesia dan memegang alih perusahaan tersebut?
Noval pernah bercerita pada saya pada tahun lalu saat ia liburan ke Indonesia. Bahwa ia belum tertarik untuk memegang perusahaan tersebut hanya karena bukan atau tidak ada hubungannya dengan dunia IT yang ia gemari dan karena banyak "dapur" yang tergantung pada perusahaan tersebut. Sehingga ia khawatir dengan kehidupan istri dan anak2nya nanti karena mungkin saat ini ia sudah merasa di "zona nyaman sekali".
Lalu sampai kapan ayahnya menunggu? Haruskah ayahnya bekerja seumur hidupnya untuk mengelola perusahaan tersebut? Haruskah ayahnya tidak menikmati hasil dari kerja kerasnya selama ini di akhir hidupnya? Haruskah ayahnya mengurusi hal-hal kecil terus diperusahaan tersebut? Haruskah ayahnya membuat perusahaannya bergerak di bisnis IT dulu? Haruskah ayahnya mencari orang lain yang dapat benar2 dipercaya dulu?
Saya melihat keseriusan dan kesabaran ayahnya untuk menanti sang pangeran.
Tiap kali ketemu dengan saya pasti saja ia bercerita tentang penantiannya terhadap sang anak tersebut.
Apakah ini dikarenakan, sejak kecil ayahnya tidak melibatkan sang anak diperusahaan tersebut?
Apakah ini dikarenakan sang ayah terlalu mendorong anaknya sejak kecil untuk rajin belajar agar kelak mendapatkan pekerjaan yang bagus dan bonafit?
Apakah ini dikarenakan sang ayah tidak memberikan jiwa kewirausahaan sejak kecil?
Apakah ini dikarenakan sang ayah tidak memberikan tantangan hidup yang penuh resiko sejak kecil?
Ya Allah, mudah2an Engkau memberikan hidayah kepada temanku hingga terjawab permintaan ayahnya.
Dan berikan waktu yang cukup untuk sang ayah menikmati "quality of life" di akhir hidupnya.
Dan berikan kami yang masih muda2 ini dapat mengelola bisnis kami dengan benar dan dapat memberikan tongkat estafet ke anak2 kami kelak hingga kami dapat menghayati dibalik makna : "Business is: A commercial and profitable enterprise that works without YOU (Brad Sugars)".
Wassalam,
www.iimrusyamsi.com
No comments:
Post a Comment