Pejabat dipukuli di Sekolahan
Ironis pada Senin, 3 Desember lalu seorang pejabat Kepala Seksi Pendidikan Dasar di sebuah kecamatan di Jakarta Timur di pukuli oleh massa ormas di dalam sekolah dasar negeri sehingga disaksikan oleh para murid yang ketakutan melihatnya.
Diawali karena rebutan jabatan ini, maka ormas yang kebetulan tempat berorganisasinya pejabat yang bersaing tersebut mendatangi sang pejabat yang sedang rapat dengan kepala SD se kecamatan yang ia pimpin.
Pejabat ini sebenarnya sudah dipindahkan ke kecamatan lain di Jakarta Utara namun ia menolaknya, sementara dari kantor dinas sudah menunjuk pejabat baru. Pejabat lama yang menolak dipindahkan ini mengajukan perkara kepindahan jabatannya itu ke pengadilan dan dimenanginya. Sementara pejabat baru sudah mendapatkan SK untuk menduduki jabatan tersebut.
Sayang sekali, para pejabat pendidikan yang seharusnya menjadi contoh untuk masyarakat dan anak didiknya malah berulah. Yah jika semua karena dinilai dari jabatan dan kepentingan pribadi maka keserakahan selalu dikedepankan.
Saya yang turut berkecimpung di dunia pendidikan, kebetulan mengelola sekolah juga sehingga acap kali berhubungan dengan jabatan-jabatan tersebut.
Saya mengenal sekali jalur karir jabatan : Kepala Seksi Pendidikan Dasar sebuah kecamatan, yaitu diawali menjadi guru tauladan, kemudian naik menjadi kepala sekolah negeri, lalu naik menjadi Kepala Seksi Pendidikan Dasar tingkat kecamatan.
Maka seharusnya jika para pejabat yang berkelahi itu benar-benar dari jalur tersebut sangat disayangkan karir dan jasa yang telah mereka bangun hancur luluh dalam sekejap. Namun jika memang mereka dari jalur politik atau 'titipan' yah pantas aja deh... :p
Kebetulan almarhum ayah saya juga pernah menjadi pejabat Kepala Seksi Pendidikan Dasar, berawal menjadi guru, kepala sekolah SD negeri lalu menjadi Kepala Seksi Pendidikan Dasar di kecamatan Penjaringan, Kemayoran, Cempaka Putih dan terakhir di Menteng. Lalu ayah saya naik ke tingkat kotamadya.
Dan saat ini beberapa family saya pun ada yang menjadi Kepala Seksi Pendidikan Dasar. Jadi yah saya tahu persis tentang jabatan tersebut.
Ayo benahi Jakarta! Berikan yang terbaik untuk anak-anak didik kita!
Diawali karena rebutan jabatan ini, maka ormas yang kebetulan tempat berorganisasinya pejabat yang bersaing tersebut mendatangi sang pejabat yang sedang rapat dengan kepala SD se kecamatan yang ia pimpin.
Pejabat ini sebenarnya sudah dipindahkan ke kecamatan lain di Jakarta Utara namun ia menolaknya, sementara dari kantor dinas sudah menunjuk pejabat baru. Pejabat lama yang menolak dipindahkan ini mengajukan perkara kepindahan jabatannya itu ke pengadilan dan dimenanginya. Sementara pejabat baru sudah mendapatkan SK untuk menduduki jabatan tersebut.
Sayang sekali, para pejabat pendidikan yang seharusnya menjadi contoh untuk masyarakat dan anak didiknya malah berulah. Yah jika semua karena dinilai dari jabatan dan kepentingan pribadi maka keserakahan selalu dikedepankan.
Saya yang turut berkecimpung di dunia pendidikan, kebetulan mengelola sekolah juga sehingga acap kali berhubungan dengan jabatan-jabatan tersebut.
Saya mengenal sekali jalur karir jabatan : Kepala Seksi Pendidikan Dasar sebuah kecamatan, yaitu diawali menjadi guru tauladan, kemudian naik menjadi kepala sekolah negeri, lalu naik menjadi Kepala Seksi Pendidikan Dasar tingkat kecamatan.
Maka seharusnya jika para pejabat yang berkelahi itu benar-benar dari jalur tersebut sangat disayangkan karir dan jasa yang telah mereka bangun hancur luluh dalam sekejap. Namun jika memang mereka dari jalur politik atau 'titipan' yah pantas aja deh... :p
Kebetulan almarhum ayah saya juga pernah menjadi pejabat Kepala Seksi Pendidikan Dasar, berawal menjadi guru, kepala sekolah SD negeri lalu menjadi Kepala Seksi Pendidikan Dasar di kecamatan Penjaringan, Kemayoran, Cempaka Putih dan terakhir di Menteng. Lalu ayah saya naik ke tingkat kotamadya.
Dan saat ini beberapa family saya pun ada yang menjadi Kepala Seksi Pendidikan Dasar. Jadi yah saya tahu persis tentang jabatan tersebut.
Ayo benahi Jakarta! Berikan yang terbaik untuk anak-anak didik kita!
No comments:
Post a Comment