Sepakbola Menyatukan Segalanya
Saya pehobby sepakbola juga sangat senang dengan adanya ajang Piala Asia ini walaupun prestasi Indonesia masih belum masuk ke jajaran elit di Asia. Namun saya sangat bangga melihat hasil timnas kita, Indonesia walaupun tidak masuk ke babak perempat final namun telah berhasil menjadi tim yang disegani dan paling tidak, tim kita tidak menjadi lumbung gol tim-tim lawan.
Lihat hasil menang melawan Bahrain, padahal Bahrain dapat mengalahkan Korsel. Lalu tim kita mampu merepotkan tim Arab Saudi, dalam 90 menit mampu menahan imbang 1-1 walaupun dalam injury time, timnas akhirnya kemasukan sehingga 2-1 untuk Arab Saudi. Lalu di pertandingan akhir tim kita mampu membuat Korsel hampir putus asa, yang akhirnya dimenangi Korsel dengan 1-0.
Luar biasa pula sambutan penonton kita dari mulai rakyat biasa hingga Presiden kita pun tidak ketinggalan mendampingi tim kita di Senayan. Pemain ke 12 ini lah, suporter biasa disebut, yang memberi semangat kepada tim kita, sehingga timnas terus berjuang mati-matian hingga tiup pluit terakhir. Lagu kebangsan Indonesia Raya terus berkumandang di Senayan. Saya pun turut terharu dengan hal ini, walaupun saya tidak sempat hadir di Senayan namun turut merasakan perjuangan timnas dan para suporter kita yang berjumlah 90.000 orang dengan jiwa yang sportif.
Yang menarik adalah dijalan-jalan sepanjang Tamrin - Sudirman semasa jadwal Indonesia bertanding, banyak bendera Merah-Putih dan tulisan Indonesia Unity. Yah dengan Piala Asia ini telah menyatukan bangsa kita yang dirongrong disintegrasi. Semua rakyat Indonesia bersatu untuk mendukung tim kita. Walaupun mereka yang tidak dapat hadir ke Senayan namun setia untuk menonton di TV. Saya merasakan saat pertandingan berjalan, jalan Tamrin dan Sudirman menjadi sepi saat jam 17.00-19.00 yang biasanya sangat macet. Ini karena mereka pulang cepat ke rumah atau bertahan di kantor untuk menyaksikan tim kebanggaannya.
Wah anak laki-laki saya, Fathir Radithya Athar (3 thn), Adith biasa dipanggil pun tidak ketinggalan untuk menyaksikannya. Nah sejak Piala Asia ini dia sedang keranjingan sepakbola (lihat poto-potonya di www.iimrusyamsi.com). Mulai dari kustom timnas yang saya berikan bernomor punggung 20, nomornya Bambang Pamungkas, penyerang timnas yang menjadi favoritenya hingga tiap hari ia bermain sepak bola baik di dalam rumah maupun di lapangan dekat rumah kami. Adith malah sekarang suka jika dipanggil Bambang Pamungkas, hehehe...benar-benar seperti ayahnya yang sejak kecil menyukai Ian Rush, penyerang klub favorit saya, Liverpool, sampai-sampai kaos saya yang bernomor 9 ditulis dengan nama Iim Rush. Saya memang penggila sepak bola sejak kecil hingga terakhir semasa kuliah. Beberapa prestasi di sepakbola pernah saya raih, walau hanya sebatas lingkup kampung saja...hahaha...
Di final nanti akan tampil tim Irak dan Arab Saudi. Irak menjadi tim fenomenal, tim yang tidak diunggulkan namun berhasil masuk ke final. Lihat perjuangan mereka yang dapat mengalahkan tim "Liga utama Inggis" Australia, tim yang diunggulkan untuk menjadi juara. Lalu Irak berhasil menyingkirkan unggulan lainnya Korsel di semifinal. Saya pun melihat perjuangan tim Irak dengan penuh semangat yang ingin menunjukkan bahwa mereka ada walaupun negaranya tengah didalam kepurukan dan perpecahan. Namun dengan sepakbola mereka bersatu. Mereka ingin menggunakan momen ini momen yang bersejarah, Nothing is imposible! Di Kompas pagi ini pun diliput tentang bangkitnya Irak. Mereka bersatu untuk keluar dari krisis multidimensi dengan berbuat nyata dan sepenuh hati di semua lini perjuangan. Bravo untuk Irak!
Sepenuh hati, saya jadi ingat dengan Kak Nunu, Quantum Ikhlas, apabila timnas kita ada seorang seperti Kak Nunu atau siapa pun yang dapat memberikan motivasi dari dalam hati dengan menggali keinginan bawah alam sadar mereka dengan mengangkat Law of Attraction seperti yang ada di film The Secret!, film yang tak asing untuk teman-teman di TDA (www.tangandiatas.com) Saya yakin timnas akan lebih menanjak lagi. Pelatih timnas Ivan Kolev, pernah bilang bahwa ia kekurangan pemain, menurutnya sedikit sekali pemain kita yang memenuhi persyaratan yang ia berikan, sehingga tidak ada pilihan lagi untuknya. Dari 200 juta rakyat kita, hanya belasan yang terpilih oleh pelatih tersebut. Mungkin kekuatan Law of Attraction (LOA) harus mulai dibiasakan ke tim-tim nasional kita. Dan saya yakin jika hanya dicari pemain yang mempunyai kekuatan tenaga akan sangat kurang, seharusnya juga dilihat dari sisi otak kanannya. Bermain sepakbola juga seperti berbisnis, harus penuh kreasi dan inovatif. :P
Sekali lagi selamat dan bangga untuk timnas dan Panitia Piala Asia di Jakarta. Juga selamat untuk tim Irak, kami akan dukung Anda, ayo ramai-ramai ke Senayan pada hari Minggu, karena panitia khawatir penonton sepi, panitia menganggap bahwa ajang final ini tidak "menjual" hanya karena Irak dan Arab Saudi yang bermain di final. Ayo kita buktikan LOA bekerja!
NB. :
1. Berita seputar IT : Cisco Systems mengumumkan kerjasamanya dengan Local Organizing Committee (LOC) Asian Cup 2007 Indonesia, untuk berkontribusi pada (Piala Asia 2007), yang berlangsung di Jakarta, dengan menyediakan koneksi nirkabel di sekitar arena media center dan tribun pers. Dengan adanya dukungan fasilitas seperti ini, memungkinkan para jurnalis mendapatkan akses internet melalui perangkat mobile mereka dan melaporkan hasil skor terkini sambil menonton pertandingan. Info lengkapnya dapat diakses di portal berita seputar IT dan Komputer di www.dokterkomputer.com
2. Pada hari Rabu, 25 Juli lalu, saya berkesempatan hadir di salah satu acara para pendidik. Pada pertemuan tersebut ada sambutan dari Pak Walikota. Yang saya kecewakan adalah pada acara sangat resmi dan formal dan juga didepan para pendidik, Pak Walikota berkata (yang menurut saya) kurang pantas dan malah senonoh. Wah memang harus ada perubahan di Pemprov DKI nih....